Kunjungan Perpustakaan :

09:00-12:00 WIB

12:00-13:00 WIB (istirahat)

13:15-15:00 WIB

Alamat :

Jl. Nansarunai No. 20 Tamiang Layang 73611

Telp. : (0526) 221563

Whatsapp : +62822-4444-2692

Email : disperpusip@baritotimurkab.go.id


bagi asn di lingkungan pemerintahan kabupaten barito timur

tamiang layang, 27-28 Februari 2023

Layanan Diklat Kearsipan

Merupakan salah satu jenis layanan publik di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Selama tahun 2022, Pusdiklat Kearsipan ANRI telah menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kearsipan yang diikuti oleh 1928 peserta yang terdiri dari arsiparis, pengelola arsip, dan pimpinan lembaga kearsipan serta pimpinan unit kearsipan

kOLEKSI BUKU perpustakaan

SLiMS (Senayan Library Management System)

layanan kearsipan

arsip elektronik terintegrasi (arteri)

pendaftaran anggota perpustakaan

BACA ONLINE

PERPUSTAKAAN BARTIM

layanan kearsipan

JARINGAN INFORMASI KEARSIPAN NASIONAL (JIKN)

JIKN yang merupakan sistem jaringan informasi dan sarana pelayanan informasi arsip dinamis dan statis secara nasional memiliki tujuan mewujudkan layanan arsip dinamis dan statis sebagai memori kolektif Bangsa Indonesia secara lengkap, cepat, tepat, mudah dan murah. Untuk menyajikan transparansi dan akuntabilitas pemerintahan kepada publik.

JIKN juga memiliki peran penting dalam konteks negara kesatuan, yakni sebagai sarana bantu penyatuan riwayat dokumenter yang terpisah-pisah atau terpecah-pecah (fragmented documentary history) di antara para penyelenggara kearsipan seluruh Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki banyak propinsi dan kabupaten/kota, menghadapi tantangan, ….

Tahun 2019

Menjalin Hubungan Kerjasama Perpustakaan Daerah Kab.Barito Timur dengan POLRES Barito Timur

Tahun 2020

Serah Terima Bantuan Buku dari DPRD Kab.Barito Timur

INFORMASI KEGIATAN

TAHUKAH ANDA?

PERPUSTAKAAN TERTUA

Bibliotheca Alexandria Egypt atau Perpustakaan Iskandariyah Mesir adalah perpustakaan pertama dan terbesar di dunia.

Perpustakaan ini dibangun pada tahun 232 SM oleh raja Ptolemey (ptolemaeus) Soter (322-285 SM) raja pertama dinasti Diadoch.Perpustakaan ini menjadi sangat besar di bawah para penggantinya Ptolemey Philadelphus (285-247SM) dan Ptolemey Eurgetes ( 247-221 SM).

Perpustakaan tersebut dibangun dengan maksud mengumpulkan dan memelihara selengkapnya semua karya kesusastraan Yunani. Dan bertahan hingga berabad-abad dan memiliki koleksi yang sangat lengkap.

Perpustakaan tersebut dibangun dengan maksud mengumpulkan dan memelihara selengkapnya semua karya kesusastraan Yunani. Dan bertahan hingga berabad-abad dan memiliki koleksi yang sangat lengkap.

Ada beberapa hal yang menjadikan Perpustakaan Alexandria menjadi yang terbesar – pada masa itu, Bibliotheca Alexandria Egypt menjadi pusat ilmu pengetahuan. Hingga Raja mesir sempat membelanjakan harta kerajaannya untuk membeli buku dari seluruh pelosok negeri hingga terkumpul 442.800 buku dan 90.000 berbentuk ringkasan tak berjilid.

Pada masa kemashyuran perpustakaan Alexandria, setiap kapal dan penjelajah yang singgah ke Mesir akan digeledah. Setiap buku dan naskah yang ditemukan akan disalin, salinannya akan diberikan sementara naskah asli akan disita oleh pihak perpustkaan. Kejadian paling diingat dalam sejarah adalah ketika Athena meminjamkan naskah klasik Yunani mereka kepada Mesir karena diberikan jaminan oleh Mesir bahwa Mesir hanya ingin menyalinnya. Namun kenyataannya Mesir justru menyita semua naskah yang ada dan hanya memulangkan salinan kepada Athena.

PERPUSTAKAAN TERTUA DI INDONESIA

Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen

24 April 1778

Perpustakaan pertama di Indonesia yang tercatat adalah sebuah perpustakaan gereja di Batavia yang sesungguhnya telah dirintis sejak tahun 1624 namun akibat berbagai kendala baru diresmikan pada 27 April 1643, bersamaan dengan pengangkatan pendeta Ds (Dominus) Abraham Fierenius sebagai kepalanya. Pada masa itu layanan peminjaman buku yang diselenggarakan perpustakaan gereja Batavia tersebut tidak hanya dibuka untuk perawat rumah sakit Batavia, namun juga untuk pemakai yang berada di semarang dan Juana. Setelah itu tidak terdapat catatan tentang keberadaan perpustakaan di Indonesia untuk waktu yang cukup lama.

Perpustakaan di Indonesia yang tercatat keberadaannya setelah itu adalah perpustakaan milik Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Perpustakaan ini didirikan pada 24 April 1778, semasa Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen berdiri atas prakarsa Mr J.C.M. Rademaker, ketua Raad van Indie. Organisasi tersebut mengandalkan sumbangan dermawan serta bantuan keuangan dari Raad van Indie.